Otofemale.id - Diduga melaju dengan kecepatan 120kpj, LMPV alias mobil keluarga Suzuki Ertiga alami kecelakaan di ruas tol Madiun-Nganjuk yang saat itu kondisinya hujan lebat (7/3/2019).
Analisa kecelakaan yang menewaskan 1 orang balita bernama Ricky, disampaikan oleh Kasat PJR Polda Jatim, AKBP Bambang Sukmo Wibowo.
Baca Juga : Head Unit Xpander Punya Fitur NFC, Koneksi ke Hape Begini Caranya
"Dari petugas di lokasi, penyebab kecelakaan diduga karena kendaraan melaju kecepatan terlalu tinggi sekitar 120 kilometer per/jam," ungkap AKBP Bambang Sukmo Wibowo dikutip Otofemale.id dari Surya.co.id.
Pengemudi Suzuki Ertiga berwarna merah maroon metalik, bernama Jemmy Octavianus (34) warga Kopo Permai Cipoko Purwarkata menderita luka ringan sedangkan penumpang Rendi Saputra (32) Latumenten Tambora Jakarta Barat menderita luka berat.
Baca Juga : Perlu Informasi Seputar Toyota, Bisa Chatting Langsung Sama Tarra
Kronologi singkatnya, kecelakaan itu bermula ketika Suzuki Ertiga melaju kencang dari arah jalan tol Madiun menuju ke Nganjuk.
Sesampainya di lokasi kejadian tiba-tiba mobil selip lalu oleng ke arah kiri dan kemudian menabrak guardrail keluar jalur lalu terperosok ke parit.
AQUAPLANING PEMICU KECELAKAAN
Saat musim hujan seperti sekarang, banyak hal yang perlu diwaspadai buat yang sebagian besar waktunya dihabiskan di luar ruangan.
Terutama saat berkendara di tengah hujan deras, kita butuh konsentrasi tinggi karena kemampuan adaptasi pengendara terhadap lingkungan berkurang.
Baca Juga : Resiko Mobil Matik Terobos Banjir, Kalau Terpaksa Ini Caranya
Dikutip Otofemale.id dari Tribuntravel.com, kondisi paling berbahaya ketika berkendara di tengah hujan deras adalah aquaplaning atau hydroplaing.
Aquaplaning atau hydroplaing adalah hilangnya traksi ban dengan permukaan jalan akibat terhalang genangan air di jalan.
Baca Juga : Hindari Tabrakan Beruntun di Tol, Bawa Mobil Jangan Mepet-Mepet
Banyak pengendara masih kurang paham tentang aquaplaning dan sering melibas genangan air.
Padahal, melewati genangan air dengan kecepatan tinggi sangat berbahaya.
Faktor lain yang bisa menyebabkan ban kehilangan traksi saat melintasi genangan air di jalan adalah tekanan angin dalam ban terlalu tinggi dan ban sudah gundul.
Aquaplaning memang hanya terjadi sepersekian detik, namun cukup berbahaya karena bisa membuat mobil bergeser ke luar jalur.
ANTISIPASI AQUAPLANING
Terpaksa berkendara dalam kondisi hujan, maka ban jadi hal pertama yang harus diperhatikan.
Dari mulai kondisi tapak ban sampai dengan tekanan angin.
Kondisi tapak ban yang mulai gundul, beresiko tinggi saat diajak hujan-hujanan.
Baca Juga : Pameran Otomotif GIIAS 2019 Setahun 4 Kali, Start Dari Jatim
Jadi kondisi tapak ban yang masih bagus, memperkecil resiko terjadinya aquaplaning.
Masih berurusan dengan ban, pastikan tekanan angin sesuai dengan standar tekanan angin yang ditetapkan (sesuai dengan spesifikasi standar masing-masing kendaraan).
Kalau ban sudah aman, baru deh urusannya dengan kecepatan kendaraan saat melaju dipermukaan jalan yang basah karena hujan.
Baca Juga : Mitos Atau Fakta, AC Mobil Tidak Boleh On Saat Mesin Mau Dinyalakan
Saat hujan sebaiknya kecepatan maksimal kendaraan 70 km per jam, agar bisa meminimalkan mobil selip akibat jalan basah.
CARA ATASI AQUAPLANING
Dengan melakukan antisipasi, kecil kemungkinan mobil kamu kehilangan traksi saat jalanan basah.
Tapi kalaupun terkena aquaplaning, maka pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik.
Lalu hindari menekan pedal rem atau pedal gas secara spontan.
Jangan melawan arah kemudi, ikutin saja arah kemudi sesuai dengan pergerakan mobil hingga ban kembali mencengkeram jalan.
Kamu juga harus mengurangi kecepatan secara bertahap, untuk menghindari terjadi kembalinya aquaplaning.