Mobil Baru Pakai Bensin Jenis Pertamax, Kok Nggak Pertalite Saja Kan Lebih Murah?

Selasa, 05 Oktober 2021 | 13:30
kompas.com

Seorang petugas sedang mengisi bahan bakar jenis Pertamax (KOMPAS.com/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH)

Otofemale.ID - Selisih harga, bisa jadi pertimbangan seseorang untuk melakukan pembelian.

Namun khusus untuk urusan beli bensin mobil, selisih harga bisa berdampak negatif.

Gegara memilih bensin dengan harga yang lebih murah, mobil bisa alami hal-hal yang nggak diinginkan.

Baca Juga: Beli Mobil Baru Sebaiknya Jangan Diterima Kalau Kirimnya Malam Hari, Simak Alasannya

BTW selisih harga yang dimaksud itu antara bensin jenis Pertalite dan Pertamax di SPBU Pertamina.

Saat ini di Jakarta, harga Pertalite per liter Rp 7.650 dan Pertamax Rp 9.000/liter.

Nggak hanya harganya saja, Pertalite dan Pertamax juga miliki spesifikasi yang beda.

Pertalite memiliki angka oktan (RON) 90 dan Pertamax RON 92.

Nah mobil baru, oleh parbikan sudah direkomendasikan untuk menggunakan bensin RON 92 alias Pertamax.

Kalau masih nekat pilih Pertalite, dikatakan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna akan ada efek sampingnya.

Baca Juga: Baru Tahu! Ternyata Mobil Jadul Banget Setirnya Nggak Bundar, Tahun Berapa Tuh?

Nggak hanya satu, efek samping milih isi bensin yang harganya lebih murah itu ada beberapa."Misalnya direkomendasikan oleh pabrik untuk memakai oktan 92, tapi malah diisi oktan 90.Nantinya akan menimbulkan beberapa efek pada mesin," kata Suparna dikutip dari Kompas.com.

FYI rekomendasi pabrikan untuk memakai BBM dengan kadar oktan tertentu menyesuaikan dengan tekanan kompresi di mesin.

Begitu juga dengan suhu di ruang mesin karena kompresi berbanding lurus dengan suhu."Kalau suhu sudah naik dan oktan bahan bakar terlalu rendah, maka yang terjadi adalah detonasi atau pembakaran lebih awal.Hal ini dikarenakan oktan yang rendah lebih mudah terbakar di suhu yang lebih rendah," papar Suparna.

Baca Juga: Kolab Wealthy-Tabloid OTOMOTIF, Kualitas Produk Nggak Perlu Diragukan Saat terjadi pembakaran lebih awal, piston belum sampai di titik mati atas (TMA) sudah terdorong oleh ledakan.Sehingga yang terjadi, piston memukul dinding silinder atau biasa dikenal dengan ngelitik."Kedua, mesin zaman sekarang sudah dilengkapi dengan sensor knocking.Agar tidak knocking, ketika mesin diisi BBM dengan oktan lebih rendah, maka sensor akan memundurkan waktu pengapian," terangnya.

Ketika pengapian dimundurkan, efeknya pembakaran mesin jadi tidak sempurna, tarikan mobil jadi berat, BBM boros dan akan terjadi tumpukan kerak karbon.Ketiga, jika dibiarkan mengelitik, maka akan lebih cepat merusak komponen mesin(*)

Editor : Octa Saputra

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya