"Dulu di rumah saya nggak seramai disini, yang beli juga tetangga-tetangga sekitar rumah, sehari dapat Rp 80 ribu saja senangnya minta ampun," ungkap Sukarni.
Merasa letak rumahnya yang tidak strategis, akhirnya Sukarni pindah ke rumah mertua yang hanya beda RT berada tepat dipinggir jalan raya yang tak jauh dari rumahnya.
Selama hampir empat tahun di tempat baru yang kini berada di pinggir jalan raya Slamet Riyadi Sragen Kulon warungnya mulai ramai.
Baca Juga: Modal Tangan Kosong Emak-Emak Aceh Remas Aspal Jalanan Sampai Hancur, Bukan Perempuan Biasa
Omzet penjualan Sukarni juga lebih banyak dibanding dirumahnya. Hari-hari biasa Sukarni mendapat penghasilan kotor Rp 800 ribu dari pukul 11.00 hingga malam.
Bahkan Sukarni pernah mendapat penghasilan kotor Rp 2,6 juta saat berjualan pada hari Minggu.
Warung soto sewu Sukarni buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga malam, hanya saja ketika pagi, Heni adik dari suami Sukarni, Ninut Iswinanto (49) yang menjaga.
Sedangkan Sukarni menjaga warung dari pukul 11.00 hingga malam.
Sukarni yang juga memiliki dua orang putra ini kini sudah memiliki dua karyawan yang membantunya melayani pelanggan.
Soal pembeli, Sukarni memaparkan merata dari semua kalangan dari mulai anak sekolah, ibu-ibu, karyawan hingga pegawai.
"Merata kok yang datang kesini, anak sekolah, ibu-ibu karyawan. Biasanya ramai itu jam-jam tertentu makan siang sama menjelang magrib," paparnya.