Follow Us

Sama-sama Kena Air, Mengapa Mobil yang Menerobos Banjir Lebih Berisiko Turun Mesin Dibandingkan dengan yang Hanya Terendam? Ini Jawabannya!

Rachel Anastasia Agustina - Sabtu, 25 Januari 2020 | 19:39
Ilustrasi mobil menerobos banjir.
Tribunnews

Ilustrasi mobil menerobos banjir.

Otofemale.id - Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sempat mengalami banjir yang cukup besar di awal tahun 2020 kemarin.

Lebih tepatnya, pada Rabu, 1 Januari 2020, curah hujan yang tinggi memberi dampak banjir di beberapa wilayah.

Bahkan ada beberapa wilayah yang harus menghadapi volume air yang cukup tinggi bahkan sampai melebihi tinggi badannya.

Baca Juga: Sambangi Diler Yamaha Dengan Bawa 6 Kaleng Khong Guan Berisi Uang Koin, Pria Banyuwangi Bawa Pulang Skutik NMAX

Sehingga banyak dari mereka yang harus berenang untuk menyelamatkan diri dari banjir yang cukup besar kemarin.

Bukan hanya itu saja, bahkan banjir besar itu pun membuat berbagai kendaraan termasuk mobil sampai terendam.

Bahkan jika ada yang masih memaksakan untuk lewat, ada yang mau menerobos atau menerjang banjir untuk sampai ke tempat tujuan.

Lalu kalau dilihat dari kerusakan, mana yang lebih memiliki risiko besar membuat kerusakan pada mesin mobil?

Terendam atau menerjang banjir?

Melansir dari GridOto.com, rupanya mobil yang menerjang banjir lebih berisiko timbul kerusakan parah di mesin daripada yang hanya terendam.

Baca Juga: Skutik Suzuki Address FI Kena Recall, Ada 4 Komponen yang Kudu Dicek and Ricek

"Biasanya air masuk ke mesin melalui dipstick oli dan air intake, selama mesin dalam posisi tidak aktif, risiko kerusakan yang fatal itu sangat jarang," buka Sarudin, Kepala Bengkel Astrido Daihatsu Kebon Jeruk, Jakarta Barat seeprti dikutip dari GridOto.com.

Rupanya mobil yang menerobos banjir berpotensi muncul gejala water hammer yang membuat dilakukannya overhaul atau turun mesin.Gejala water hammer adalah di mana kondisi mesin yang kemasukan air banjir, sehingga air masuk ke ruang pembakaran dan mengganggu kerja piston.

"Gejala water hammer kalau yang masih ringan hanya ganti connecting rod (setang piston), karena connecting rod-nya bengkok," terang Sarudin."Selain bengkok, water hammer juga bisa bikin piston mesin bolong atau hancur dari banyaknya debit air yang terkompresi, akibat dari pergerakan piston yang tidak presisi karena adanya benda asing atau air," lanjut Sarudin.Sementara mobil yang hanya terendam banjir, tidak sampai dilakukan overhaul atau turun mesin.

Baca Juga: Tiap Hari Ngantor Pakai Motor, Mending Pakai Helm Open Face Atau Full Face"Kasus yang ditemui di sini, mobil-mobil yang terendam banjir hanya kerusakan pada elektrikal kaya EPS (Electric Power Steering), alternator, dan bearing, tidak sampai turun mesin," ucap Sarudin."Kecuali yang terobos banjir, ada 1 unit lagi turun mesin," tutup Sarudin.

Source : GridOto.com

Editor : Rachel Anastasia Agustina

Baca Lainnya

Latest